Kamis, 28 Februari 2008

Brain drain

Indonesia sebagai negara yang kaya raya sumber alamnya seperti minyak dan gas bumi, akan tetapi sampai saat ini negeriku tercinta ini masih belum ada tanda tanda kebangkitan ekonomi nya. Seharusnya dengan produksi minyak 1.2 juta barrel per hari selama hampir 30 tahun lamanya, pendapatan dari sektor migas ini sudah lebih dari cukup untuk mensejahterakan rakyatnya. Apa gerangan ya penyebabnya kok rakyatnya sampai saat ini masih dirundung malang, se olah2 seperti bukan negara penghasil minyak bumi saja yang rata2 masih miskin. Dengan harga minyak dunia sudah mencapai 100 US $ per barrel, mestinya para penduduknya sudah pada kebagian, tidak perlu exodus ke negeri jiran untuk mengayuh rezeki. Saat ini cukup banyak para profesional yang sudah dipekerjakan di luar negeri seperti Malaysia, Arab Saudi, Qatar dll. Mereka bekerja di industri migas seperti Saudi Aramco, Qatar Petroleum, Petronas dll, dengan harapan agar mendapat imbalan yang memadahi, karena di negeri sendiri mereka kurang mendapatkan penghargaan yang memadahi alias gajinya kecil. Fenomena ini sering disebut orang sebagai "brain drain" untuk menunjukkan kenyataan bahwa sedang terjadi exodus para profesioal keluar negeri untuk memperbaiki taraf kehidupan.